Rabu, 03 April 2013

Penerapan “Growing with Character” di UNESA, Sudah Berhasilkah ?

08.49


growing with character, matematika, pendidikan karakter, pendidikan karakter dari guru ke siswa, pendidikan matematika, UNESA,
Sejak tahun 2010, UNESA mempunyai motto “Growing with Character”. Kita sebagai mahasiswa baru pastinya pernah melihatnya di media iklan saat kita mendaftar. Apakah kita sudah tahu apa itu “Growing with Character” itu?
            Menurut Dra. Lukas Sugiarto, M. Si. Growing with Character bisa dikatakan sebagai proses pendalaman ciri khas seseorang dari usia dini sampai dewasa. Berdasar wawancara pada salah satu mahasiswa UNESA, Hafidz mengatakan Growing with Character adalah usaha seluruh civitas akademika untuk memiliki karakter-karakter positif yang sesuai dengan akar-akar budaya Indonesia. Dapat disimpulkan “Growing with Character” adalah proses pendalaman civitas akademika untuk memiliki karakter karakter positif sejak usia dini berdasarkan akar-akar budaya Indonesia. Bisa dibilang inilah yang dinamakan pendidikan berkarakter.
            Pendidikan karakter sejak dini sangat penting karena sebenarnya pendidikan di Indonesia terancam. Pada dasarnya pelaku pendidikan baik itu siswa atau guru melakukan tidak sesuai saat di sekolah. Seperti adanya anggapan siswa hanya mencari nilai atau ijasah saat di sekolah. Hal ini juga diperparah dengan guru yang memberi nilai dengan tidak jujur (beberapa ada yang jujur). Guru masih mengharapkan jawaban yang benar, belum mengharapkan jawaban yang jujur dari siswa. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Daniel M. Rosyid, Ph.d., sekolah saat ini hanya teaching for testing. Yang terjadi adalah surface learning bukan deep learning. Siswa masih memperlajari luarnya saja, belum pemahaman. Tapi sebenarnya tidak semua siswa seperti itu, masih ada yang berusaha memahami pelajaran di sekolahnya. Karena adanya batasan waktu jadi siswa tersebut hanya berusaha memahami pada awalnya saja. Karena adanya faktor lingkungan (siswa lain hanya mencari nilai) maka siswa tersebut terpengaruh untuk mendapatkan nilai bagus. Untuk itulah diperlukan adanya perubahan dari karakter dari pelaku pendidikan.
            Sepertinya dari pelaku pendidikan menunjukkan belum berhasilnya pendidikan karakter. Seperti halnya masih banyaknya dan adanya kebiasaan siswa menyontek. Hal ini menunjukkan siswa masih mencari nilai yang bagus. Untuk guru sendiri masih ada yang membiarkan siswanya menyontek. Padahal pernah ada literatur yang mengatakan bahwa orang yang korupsi sekarang, dulunya adalah anak yang terbiasa menyontek. Yang terpenting adalah indikator keberhasilan pendidikan berkarakter yaitu terletak pada karakter pelaku pendidikan tersebut.
            Untuk sementara, kita masih mendapat bahwa “Growing with Character” masih berupa program. Aksi nyatanya masih belum dirasakan. Buktinya kita masih bisa melihat karakter mahasiswa yang bukan sepantasnya. Seperti membuang sampah sembarangan dan bahkan kebiasaan menyontek masih ada di kalangan mahasiswa. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan tentunya motivasi agar mahasiswa benar-benar paham akan pentingnya pendidikan berkarakter. Walaupun diajarkan waktu PKKMB (Penerimaan Pengenalan Kalangan Mahasiswa Baru) sebagai materi.
Sebagai mahasiswa, kita juga punya tanggung jawab sebagai generasi pengurus bangsa. Apalagi mahasiswa calon guru. Paling tidak kita memulai dari diri sendiri. Yaitu mengubah karakter-karakter yang tidak baik pada diri kita. Memang sulit karena membutuhkan perjuangan mental untuk mengubah karakter diri kita. Moral mahasiswa sekarang dipertanyakan. Karena pada kenyataannya masih banyak karakter mahasiswa yang harus dirubah sebelum kita ingin merubah karakter siswa kita.
Sangat disayangkan untuk penerapan “Growing with Character” masih belum dapat dirasakan. Hal ini bisa dikatakan penerapan program “Growing with Character” belum maksimal karena outputnya mahasiswa tetap melakukan hal yang sama dalam hal karakter yang tidak baik tadi.
Kurang maksimalnya penerapan dapat dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor ketidakberhasilan penerapan “Growing with Character” dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah kurangnya keterbukaan dan kesadaran mahasiswa serta kesalahan mahasiswa menafsirkan dari pendapat-pendapat yang mereka dengarkan. Faktor eksternal diantaranya masih tidak jelasnya pelaksanaan program “Growing with Character” dan tidak adanya evaluasi terhadap mahasiswa.
Untuk solusi dalam keadaan ini, diantaranya lebih memperjelas lagi tentang poin-poin penting yang ingin dicapai dalam pendidikan berkarakter di UNESA. Hal ini penting sekali, kalau kita melakukan sesuatu tidak berlandaskan pemahaman dasar-dasarnya dan tujuannya maka yang dilakukannya akan sia-sia. Contohnya saja kita mempelajari adanya persamaan dalam matematika. Apakah anda pernah berpikir apa tujuan kita mempelajari persamaan? Jika kita belum tahu tujuannya sama saja kita hanya mencari nilai bagus dari guru atau dosen. Sebenarnya tujuan mempelajari persamaan adalah keadilan. Seperti x + 5 = 7 dapat dicari nilai x-nya dengan mengurangi kedua ruas dengan angka 5. Hal ini mengajarkan kita agar bisa berbuat adil. Ruas kanan harus sama dengan ruas kiri. Jika ruas kiri kita kurangi dengan 5 maka ruas kanan juga kita kurangi dengan 5.
Selain mengetahui dasar dan tujuan terlebih dahulu, sosialisasi akan pendidikan berkarakter juga diperlukan. Berarti hal ini diperlukan peran aktif dari pengatur pendidikan tapi juga memungkinkan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi. Dan aksi nyatanya juga sangat penting agar sesuatu yang penting tersebut tidak hanya slogan saja.
Setelah dari solusi dari pengatur pendidikan dilaksanakan, maka keterbukaan mahasiswa sangat penting. Kita juga tidak bisa memaksa pada mahasiswa. Maka dari itu adalah bicara dari hati ke hati adalah solusinya. Kita tidak boleh langsung memaksa mereka untuk melakukan sesuatu. Apalagi jika itu sebenarnya bertolakbelakang dari pandangan mereka. Kita bisa saja mendengar pandangan mereka terlebih dahulu, kita kritisi satu persatu pandangannya apakah bisa dibenarkan. Kita juga harus melihat background mereka karena berhubungan dengan cara mereka memandang.
Hasil yang akan dicapai bila program pendidikan berkarakter telah diterapkan dengan baik yaitu sekolah sebagai siswa belajar dengan karakter sesuai akar-akar budaya Indonesia. Sehingga ketika mereka di kehidupan masyarakat bisa melakukan sesuai dengan yang diharapkan. Dan dengan mulainya perubahan karakter beberapa siswa, mengubah karakter di lingkungan sekitarnya.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

1 komentar:

mipa mengatakan...

artikelnya sangat membantu.. memeberikan informasi bagi mahasiswa baru..

 

© 2013 Matematika. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top