Sejak tahun 2010, UNESA mempunyai
motto “Growing with Character”. Kita sebagai mahasiswa baru pastinya pernah
melihatnya di media iklan saat kita mendaftar. Apakah kita sudah tahu apa itu
“Growing with Character” itu?
Menurut Dra. Lukas Sugiarto, M. Si.
Growing with Character bisa dikatakan sebagai proses pendalaman ciri khas
seseorang dari usia dini sampai dewasa. Berdasar wawancara pada salah satu
mahasiswa UNESA, Hafidz mengatakan Growing with Character adalah usaha seluruh
civitas akademika untuk memiliki karakter-karakter positif yang sesuai dengan
akar-akar budaya Indonesia. Dapat disimpulkan “Growing with Character” adalah
proses pendalaman civitas akademika untuk memiliki karakter karakter positif
sejak usia dini berdasarkan akar-akar budaya Indonesia. Bisa dibilang inilah
yang dinamakan pendidikan berkarakter.
Pendidikan karakter sejak dini
sangat penting karena sebenarnya pendidikan di Indonesia terancam. Pada
dasarnya pelaku pendidikan baik itu siswa atau guru melakukan tidak sesuai saat
di sekolah. Seperti adanya anggapan siswa hanya mencari nilai atau ijasah saat
di sekolah. Hal ini juga diperparah dengan guru yang memberi nilai dengan tidak
jujur (beberapa ada yang jujur). Guru masih mengharapkan jawaban yang benar,
belum mengharapkan jawaban yang jujur dari siswa. Seperti yang dikatakan oleh
Prof. Daniel M. Rosyid, Ph.d., sekolah saat ini hanya teaching for testing.
Yang terjadi adalah surface learning bukan deep learning. Siswa masih
memperlajari luarnya saja, belum pemahaman. Tapi sebenarnya tidak semua siswa
seperti itu, masih ada yang berusaha memahami pelajaran di sekolahnya. Karena
adanya batasan waktu jadi siswa tersebut hanya berusaha memahami pada awalnya
saja. Karena adanya faktor lingkungan (siswa lain hanya mencari nilai) maka
siswa tersebut terpengaruh untuk mendapatkan nilai bagus. Untuk itulah
diperlukan adanya perubahan dari karakter dari pelaku pendidikan.
Sepertinya dari pelaku pendidikan
menunjukkan belum berhasilnya pendidikan karakter. Seperti halnya masih
banyaknya dan adanya kebiasaan siswa menyontek. Hal ini menunjukkan siswa masih
mencari nilai yang bagus. Untuk guru sendiri masih ada yang membiarkan siswanya
menyontek. Padahal pernah ada literatur yang mengatakan bahwa orang yang
korupsi sekarang, dulunya adalah anak yang terbiasa menyontek. Yang terpenting
adalah indikator keberhasilan pendidikan berkarakter yaitu terletak pada
karakter pelaku pendidikan tersebut.
Untuk sementara, kita masih mendapat
bahwa “Growing with Character” masih berupa program. Aksi nyatanya masih belum
dirasakan. Buktinya kita masih bisa melihat karakter mahasiswa yang bukan
sepantasnya. Seperti membuang sampah sembarangan dan bahkan kebiasaan menyontek
masih ada di kalangan mahasiswa. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan
tentunya motivasi agar mahasiswa benar-benar paham akan pentingnya pendidikan
berkarakter. Walaupun diajarkan waktu PKKMB (Penerimaan Pengenalan Kalangan
Mahasiswa Baru) sebagai materi.
Sebagai mahasiswa, kita juga punya tanggung jawab sebagai generasi
pengurus bangsa. Apalagi mahasiswa calon guru. Paling tidak kita memulai dari
diri sendiri. Yaitu mengubah karakter-karakter yang tidak baik pada diri kita.
Memang sulit karena membutuhkan perjuangan mental untuk mengubah karakter diri
kita. Moral mahasiswa sekarang dipertanyakan. Karena pada kenyataannya masih
banyak karakter mahasiswa yang harus dirubah sebelum kita ingin merubah
karakter siswa kita.
Sangat disayangkan untuk penerapan “Growing with Character” masih belum
dapat dirasakan. Hal ini bisa dikatakan penerapan program “Growing with
Character” belum maksimal karena outputnya mahasiswa tetap melakukan hal yang
sama dalam hal karakter yang tidak baik tadi.
Kurang maksimalnya penerapan dapat dipengaruhi beberapa faktor.
Faktor-faktor ketidakberhasilan penerapan “Growing with Character” dapat
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal diantaranya adalah kurangnya keterbukaan dan kesadaran mahasiswa serta
kesalahan mahasiswa menafsirkan dari pendapat-pendapat yang mereka dengarkan.
Faktor eksternal diantaranya masih tidak jelasnya pelaksanaan program “Growing
with Character” dan tidak adanya evaluasi terhadap mahasiswa.
Untuk solusi dalam keadaan ini, diantaranya lebih memperjelas lagi
tentang poin-poin penting yang ingin dicapai dalam pendidikan berkarakter di
UNESA. Hal ini penting sekali, kalau kita melakukan sesuatu tidak berlandaskan
pemahaman dasar-dasarnya dan tujuannya maka yang dilakukannya akan sia-sia.
Contohnya saja kita mempelajari adanya persamaan dalam matematika. Apakah anda
pernah berpikir apa tujuan kita mempelajari persamaan? Jika kita belum tahu
tujuannya sama saja kita hanya mencari nilai bagus dari guru atau dosen.
Sebenarnya tujuan mempelajari persamaan adalah keadilan. Seperti x + 5 = 7 dapat dicari nilai x-nya dengan mengurangi
kedua ruas dengan angka 5. Hal ini mengajarkan kita agar bisa berbuat adil.
Ruas kanan harus sama dengan ruas kiri. Jika ruas kiri kita kurangi dengan 5
maka ruas kanan juga kita kurangi dengan 5.
Selain mengetahui dasar dan tujuan terlebih dahulu, sosialisasi
akan pendidikan berkarakter juga diperlukan. Berarti hal ini diperlukan peran
aktif dari pengatur pendidikan tapi juga memungkinkan mahasiswa untuk ikut
berpartisipasi. Dan aksi nyatanya juga sangat penting agar sesuatu yang penting
tersebut tidak hanya slogan saja.
Setelah dari solusi dari pengatur pendidikan dilaksanakan, maka
keterbukaan mahasiswa sangat penting. Kita juga tidak bisa memaksa pada
mahasiswa. Maka dari itu adalah bicara dari hati ke hati adalah solusinya. Kita
tidak boleh langsung memaksa mereka untuk melakukan sesuatu. Apalagi jika itu
sebenarnya bertolakbelakang dari pandangan mereka. Kita bisa saja mendengar
pandangan mereka terlebih dahulu, kita kritisi satu persatu pandangannya apakah
bisa dibenarkan. Kita juga harus melihat background mereka karena berhubungan
dengan cara mereka memandang.
Hasil yang akan dicapai bila program pendidikan
berkarakter telah diterapkan dengan baik yaitu sekolah sebagai siswa belajar
dengan karakter sesuai akar-akar budaya Indonesia. Sehingga ketika mereka di
kehidupan masyarakat bisa melakukan sesuai dengan yang diharapkan. Dan dengan
mulainya perubahan karakter beberapa siswa, mengubah karakter di lingkungan
sekitarnya.
1 komentar:
artikelnya sangat membantu.. memeberikan informasi bagi mahasiswa baru..
Posting Komentar