Jumat, 21 Desember 2012

Episode 9 Prestasi Ragaku Karakter Jiwaku ‘Sekolah Sehat’

05.04


Episode 9
Prestasi Ragaku Karakter Jiwaku
‘Sekolah Sehat’
Semakin sadarnya manusia karena efek globalisasi, mereka mulai sadar akan pentingnya alam di dunia ini, termasuk warga Indonesia. Dalam pemenuhan hal tersebut, Mungkin sekarang kita sering mendengar adanya lomba-lomba tentang alam di beberapa daerah di Indonesia termasuk daerah Serpong. Nah, salah satu yang menjadi sorotan adalah SDIT AULADY sebagai Sekolah Dasar Tersehat Nasional.
                Kepala Sekolah SDIT AULADY menjadi bintang tamu dalam ‘Prestasi Ragaku Karakter Jiwaku’ episode ke-9. Untuk menjadi sekolah yang bersih, tentunya dimulai dari warga sekolah sendiri. Siswa di SDIT AULADY bias berharmoni bersama temannya, menghargai membuang sampah, menghargai pentingnya mengantri. Hughes sendiri saat menjadi Host kali ini mengatakan bahwa untuk melakukan hal itu, harus dibangun emosional dari kreasi-kreasi baru.
                Moch. Ilham, Kepala Sekolah SDIT, mengatakan bahwa sekolah tersebut relative untuk disebut dengan mewah dan kebersihan dijadikan sebagai kebiasaan dalam sekolah tersebut. Dan TRIAS UKS yang menjadi landasan program kerja. “Kita mempunyai program dokter kecil dan mempunyai bantuan dari Puskesmas untuk melatih dokter-dokter kecil, seperti P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan P3P (Pertolongan Pertama Pada Penyakit), serta sanitasinya. “
                Saat Hughes menanyakan pada Moch. Ilham, tentang ketertarikan juri Sekolah Tersehat Nasional, ternyata dari SDIT AULADY semua juri tertarik pada semua sisi, dan yang paling menarik adalah sumur resapan “ . “Akhirnya kita harus mempersiapkan anak-anak ini untuk sesuatu yang signifikan, ajarkan anak untuk mengetahui proses” tambah Era Soekamto sebagai Budayawan. Moch. Ilham mengatakan bahwa prinsip dasarnya menang bukanlah menjadi tujuan tapi dijadikan momen untuk memotivasi anak kami.
                “Nah, sementara, jika anak satu melakukan hal itu apakah nantinya akan tertular atau tidak? ” Hughes menanyakan pada Moch. Ilham sebagai Kepala Sekolah SD yang menyandang sekolah tersehat nasional itu. “Pastinya iya, seperti kita membuat program, kemarin kita bermitra dengan pihak swasta salah satu programnya adalah cuci tangan memakai sabun dan ini kita padukan yang ada di rumah, ketika anak di sekolah, ketika adank di rumah, akan melakukan tradisi cuci tangan tadi “ jawab Moch. Ilham.
                “Menarik ya mbak, kalau kita ke Singapura, kita akan melihat bagaimana kita tiba-tiba menjadi orang yang tertib dan bersih, saat kita kembali ke Indonesia, kita kembali lagi membuang sampah sembarangan, dan kita ‘maaf’ meludah sembarangan, tapi kan kita punya budaya, semetara mereka tidak punya kebudayaan yang khas “ ucap Hughes pada Eka Soekamto. “Memang saya dulu pernah punya murid-murid di fashion industry, saya mengajak mereka ke relief Candi. Tadinya Cuma foto-foto, akhirnya mereka tahu, oh, ini cara ngebuatnya gini, oh motifnya dari ini, pada saat mereka tahu, budaya prosesnya itu, oh akhirnya mereka itu menghargai betapa sulitnya, betapa dalamnya ‘reason’ alas alas an pembuatannya itu, bagaimana impasnya terhadap alam sekitar. Jadi, pada saat proses itu berjalan, akhirnya dia itu jadi paham, karena paham itu mereka tidak akan sembarangan lagi.
                Merutu Eka Soekamto, pola hidup bersih dan sehat itu sebagai artian pada pola syariatnya yaitu kebersihan secara jasmani dan rohani serta roh yang sehat tapi rohaninya itu betul-betul mengerti tentang prosesnya.
                Dalam hal memperkenalkan budaya proses pada siswa-siswa SDIT AULADY, Moch. Ilham mengatakan bahwa mereka melakukannya dari proses kebiasaanya karena dari kebiasaan akan berubah menjadi perilaku, jadi seperti setelah selesai dari BAB dan BAK atau bermain mereka harus cuci tangan dahulu. Lalu pembiasaan-pembiasaan itu kita tahu dari guru-guru mereka. Dan Saat Hughes menegaskan apakah kebiasaan-kebiasaan itu apakah dari doktrin atau tidak, ternyata dalam prakteknya, Moch. Ilham menjawab bahwa hal itu berasal dari kesadaran.
                Salah satu siswa dari SD AULADY, mengatakan bahwa di sekolahnya, kebiasaan kebersihan sering dilakukan. “ Salah satunya dengan cuci tangan dengan air yang mengalir, tidak membuang sampah sembarangan dan mengolah sampah-sampah, memberantas jentik”. Lalu Guru Wali salah satu murid mengatakan bahwa anak merek, ada perubahan, lebih maju karena mereka diajak di sekolah, dirumah juga walaupun orang tua sudah mendidik kebiasaan itu di rumah.
                Hughes menyatakan, “ Ya tercapailah tugas-tugas kita. Menciptakan itu mudah, tapi menjaga tetap berjalan itu yang sulit. Lalu bagaimana pak, agar hal ini to state? ” . “prinsip dasar kami tidaklah menang lomba ini sebagai tujuan, tapi kami jadikan sebagai momen, momen untuk memotivasi anak-anak kami. Kami didik hidup bersih di sekolah untuk bias berperilaku sehat “ jawab Moch. Ilham.
                “ Jadi kemenangan dari sekolah AULADY ini bukan akhir dari semuanya tapi seperti yang disampaikan, ini adalah awal menikmati proses-proses berikutnya. Semoga saja apa yang dilakukan Pak Ilham di sekolahnya bias menginspirasi sekolah lain untuk melakukan hal yang sama / lebih, novasi kan berjalan terus dan pergerakannya sangat hebat” ujar Hughes. “Utnuk Mbak Eka, inspirasi dari budaya dengan proses-prosesnya yang diajarkan pada anak-anak untuk menikmati proses, terima kasih lho…” tambah Hughes.
                Dan sepertinya hal ini membuat kita, murid SMKN 1 Kediri malu, mereka yang anak SD aja mau bermain kotor melakukan pengolahan sampah, sedangkan kita yang sudah SMK aja terbiasa membuang sampah plastik di kolong meja.
               
               
               

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

 

© 2013 Matematika. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top